“MENIPISNYA TASAWUF DI ERA MODERN”

NAMA           : IVAN HIDAYATUR RAHMAN
NIM                : 20170703021096
KELAS          : PBS D
MATKUL      : AKHLAK TASAWUF




“MENIPISNYA TASAWUF DI ERA MODERN”

Pada hakikatnya, tasawuf adalah membersihkan diri dari segala sesuatu yang mengganggu jiwa manusia termasuk hawa nafsu manusia terhadap kenikmatan duniawi. Tasawuf merupakan cara untuk mensucikan jiwa manusia dari sifat-sifat yang jelek, merupakan cara untuk menghiasi  jiwa dengan sifat-sifat yang baik, dan merupakan cara untuk menempuh, berjalan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Asas dasar dari tasawuf adalah berupa kezuhudan, yaitu menjauhkan diri dari kesenangan duniawi yang berlebihan. Hal tersebut bertujuan untuk bertawakkal kepada Allah, takut terhadap segala ancaman-Nya, serta mengharap rahmat dan ampunan-Nya. Seiring berjalanya waktu, kini kita telah sampai pada masa dimana prioritas umat manusia di muka bumi ini lebih mementingkan urusan dunianya. Dalam kata lain, jiwa untuk mendekatkan diri dan bertawakkal kepada Allah telah menipis, sebab yang dipikirkan oleh mereka hanyalah bagaimana mereka dan keluarganya bahagia di dunia, sehingga mereka lupa untuk mempersiapkan bekal untuk akhiratnya.
Hal diatas didorong oleh era modernisasi yang sedang kita hadapi saat ini, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya. Memang pada satu sisi ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan banyak kemajuan bagi umat manusia salah satunya yaitu membuat manusia berilmu dan memiliki banyak keterampilan. Namun di sisi lain, ilmu pengetahuan dan teknologi ini juga membawa masalah bagi manusia, salah satunya adalah manusia dapat bahkan mudah terpengaruh terhadap duniawi dan materialistik. Manusia berlomba-lomba untuk mendapatkan harta, keuntungan, dan kenikmatan dunia sebanyak-banyaknya sehingga mereka melupakan dirinya sendiri, waktunya hanya dicurahkan untuk berburu kebahagiaan dunianya saja. Hal tersebut sangatlah bertolak belakang (berbanding terbalik) dengan tasawuf, dimana dalam tasawuf sebenarnya manusia hanya terfokus kepada bagaimana caranya agar jiwanya hanya tertuju kepada Allah, seharusnya manusia berlomba-lomba untuk mencapai kebaikan akhiratnya dahulu, sebab kebahagiaan dunia hanyalah permainan belaka dalam kehidupan yang tidak kekal.
Sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam firmannya pada surat Al-Hadid ayat 20 yang artinya:
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan di dunia ini hanyalah permainan dari suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah diantara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering, dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah SWT seta keridhaan-Nya dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”
Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa manusia melaksanakan amalan-amalan yang menjauhkannya dari amalan-amalan yang bermanfaat untuk diri dan keluarganya, sehingga mereka terlena dengan hitamnya kesenangan dunia dan gelapnya hawa nafsu terhadap kenikmatan dunia yg menjadikan manusia mudah terseret kedalam azab Allah yang sangat pedih pada hari ditegakkannya keadilan di sisi-Nya. Sepantasnya kita berkaca kepada masa Nabi Muhammad SAW dulu, dimana para sahabat dan pengikut Nabi sangat mengutamakan kepentingan akhirat sampai mereka berlomba-lomba untuk mencari kebaikan agar kelak di akhirat bisa mendapatkan jannnah-Nya. Untuk menghindari kesetimpangan dalam menghadapi era modern dan agar tasawuf tidak semakin menipis pada setiap jiwa manusia, manusia ditekankan untuk memahami dirinya sendiri, jika manusia sudah tahu akan dirinya, maka ia akan tahu Tuhannya. Dengan mengetahui diri dan Tuhannya, manusia tidak akan dapat terasing dalam kehidupan modern sehingga selain mendapat kebahagiaan dunia, manusia juga akan mendapatkan kebahagiaan yang kekal di akhirat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TASAWUF FALSAFI : KONSEP DAN TOKOHNYA

TASAWWUF IRFANI KONSEP DAN TOKOHNYA

TASAWUF DI INDONESIA DAN TOKOHNYA MAKALAH