SEJARAH MUNCUL DAN PERKEMBANGAN TASAWUF

SEJARAH MUNCUL DAN PERKEMBANGAN TASAWUF
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah AkhlakTasawuf
 yang diampu oleh BapakMoch. Cholid Wardi, M.H.I

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5
Taifur Rohmanu (20170703021213)
AlifFitrahFajriadi (2017070203021025)
DidikAriski (2017110829)
DurrunNafis (20170703021042

HayyanHilmani( 20170703021070)




JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PAMEKASAN
2017/2018


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar dan tepat pada waktunya, semoga apa yang kita lakukan bisa mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang penuh barokah ini. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Keberhasilan makalah ini tidak lain juga disertai referensi-referensi serta bantuan dari pihak-pihak yang bersangkutan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu BapakMoch. CholidWardi, M.H.I


Pamekasan, 25 November 2017


Penulis Kelompok 9









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1     
A.  Latar Belakang...................................................................................... 1     
B.  Rumusan Masalah................................................................................. 2
C.  Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A.    Pengertian AkhlakTasawuf.................................................................. 3
B.     SejarahMuncul Dan BerkembangnyaTasawuf..................................... 6
C.     BerbagaiPendapatTentangMuncul Dan BerkembangnyaTasawuf....... 9
BAB III PENUTUP......................................................................................... 10
A.    Kesimpulan........................................................................................... 10
B.     Saran..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Semakin berkembangnya dunia dari tahun-ketahun mengakibatkan banyak perubahan dalam diri dunia Islam. Baik dari segi agama, pendidikan, politik dan seterusnya. Terutama dalam bidang pendidikan, akibat adanya sikap serba boleh dan pemanjaan dari orang tua, banyak anak-anak terjerumus pada pergaulan yang mengabaikan syari'at. Banyak kaum wanita melupakan fitrohnya sebagai seorang ibu yang berkewajiban mendidik putra-putrinya.                                           
Sehingga mengakibatkan dunia anak sia-sia. Pemberian andel yang cukup banyak dalam kesia-siaan tersebut adalah metode pendidikan barat yang tampaknya telah menjadi kiblat pendidikan kita. Sebenarnya islam mempunyai metode pendidikan yang sempurna kepada umat manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan sedikit membahas tentang metode-metode pendidikan dalam islam.










B.     Rumusan Masalah
1.  Bagaimana pengertian tasawuf ?
2. Bagaimanasumberdandasartasawuf ?
3. Bagaimanapendapattentangmunculdanberkembangnyatasawuf ?
C.    Tujuan
1. Mengetahui pengertiantasawuf
2. Mengetahui sumber dandasartasawuf
3. mengetahui pendapattentangmunculdanberkembangnyatasawuf

















BAB II
PEMBAHASAN
A.    PengertianIlmuTauhid
Terdapat beberapa pendapat dari para ahli tentang asal muasal kata tasawuf, yaitu pertama, mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Ahlu Suffaah yaitu dinisbatkan kepada sebagian sahabat Rasulullah SAW yang hidupnya selalu menempati ruangan-ruangan di serambi Masjid Rasulullah di Madinah. Mereka makan,minum, tidur di serambi Masjid ini. Mereka memusatkan perhatian dalam hidupnya untuk beribadah kepada Allah untuk mencari keridhaannya.
Dalam berbagai keadaan dan keseluruhan hidupnya diabdikan untuk beribadah dan mengikuti pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh Nabi Muhammad SAW. Mereka hidup dalam keadaan miskin, tapi tabah dalam menjalani kehidupan. Mereka dipuji oleh Allah dalam firmannya: “Dan sabarlah kamu sekalian bersama dengan orang-orang yang menyeru tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap ridha-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan di dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas”.[2]
Kedua, kata tasawuf berasal dari kata Shafa yang berarti bersihatausuci. Kata ini dinisbatkan kepada orang-orang selalu menjaga kebersihan dan kesucian hatinya dengan selalu menjauhi segala bentuk pelanggaran dan kemaksiatan kepada Allah serta selalu melakukan ketaatan kepada Allah. Mereka selalu melakukan ritualatau ibadah dalam bentuk sholat, puasa baik wajib maupun sunnat serta selalu mengingat Allah. Kehidupan mereka selalu diabdikan untuk selalu beribadah kepada Allah dalam arti yang seluas-luasnya.
Ketiga, mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata shaff, yang dinisbatkan kepada barisan sholat dan barisan perang. Mereka kaum sufi, mereka yang selalu berada di shaf depan dalam sholat bersama Rasulullah. Dalam kata lain, mereka selalu tekun dan rajin serta berlomba-lomba dalam menjalankan kebaikan dan taat kepada Allah. Mereka selalu berada dalam baris terdepan dan tidak pernah ketinggalan dalam beribadah kepada Allah. Demikian juga mereka berada dalam shaf terdepan dalam berperang di jalan Allah. Dengan kata lain, kaum sufi adalah mereka yang selalu mengabdikan kepada kejayaan Islam dan kaum Muslimin.                                     
Keempat, mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata saufiyang berarti kebijaksanaan. Kata yang dinisbatkan kepada para kaum sufi yang selalu cinta kepada kebenaran dan kebijaksanaan. Pendapat yang setidaknya dikemukakan oleh Mirkaz yang kemudian diikuti Jurji Zaidan yang menyatakan bahwa istilah sufi sudah ada sebelum terjadinya penerjemahan karya-karya Yunani, yang selanjutnya mempengaruhi alam pikiran ummat Islam, dan terjadilah asimilasi antara pemikiranKaum filosofi Yunani dengan kalangan ummat Islam.[3]                                         
Kelima, mereka yang menyatakan bahwa kata tasawuf berasal dari shuff  yang berarti bulu domba. Kata ini dinisbatkan kepada kaum sufi yang dalam kesehariannya selalu mengunakan kain shuff, yaitu kain kasar terbuat dari bulu domba. Kata ini memberikan gambaran bahwa kaum sufi adalah mereka yang hidup kesederhanaan, tidak bermewahdan glamor.3           2                     
Keenam, mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata shaufanah, yaitu buah-buahan kecil yang berbulu banyak tumbuh dipadang pasir. Ini juga dinisbatkan kepada kehidupan kaum sufi yang selalu sederhana.                                    Setelah pengertian tasawuf dari akar kata, maka kami akan kemukakan pengertian tasawuf dari arti istilah. Dalam perspektif ini tasawuf dapat memiliki berbagai definisi yang bergantung kepada sudut pandang para ahli. Abu Bakar Al Kattani menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tasawuf adalah penyangkalannya pada pendapat bahwa tasawuf dalam bentuk dari ilmu. Ia menyatakan bahwa tasawuf adalah moral. Demikian juga menurut Abil Husain Al Nuri yang menyatakan bahwa tasawuf bukan merupkana disiplin ilmu tetapi merupakan moral, karena kalau tasawuf merupakan suatu bentuk  ilmu maka haltersebut dapat dicapai dengan cara belajar.Sedanglan tasawuf adalah berakhlak dengan akhlak. Tuhan, yang tidak dapat dicapai dengan ilmu atau gambaran.[4]                        Al Junaidi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tasawuf adalah membersihkan hati dari apa yang menganggu makhluk,  berjuang meninggalkan pengaruh budiyang asal kita memadamkan sifat-sifat yang merupakan kelemahan kita, menjauhkan diri dari seruan hawa nafsu, mendekati sifat-sifat kerohanian, bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang yang penting dan terlebih kekal.
B.     SejarahMuncul Dan BerkembangnyaTasawuf
Sebagai sebuah ajaran, tasawuf muncul pada zaman Rasulullah SAW, sebab misi kerasulannya meliputi ajaran-ajaran yang berkaitan dengan  keyakinan  atau keimanan (Aqidah), Ibadah dan Akhlak. Akhlak sebagai bagian ajaran Rasulullah SAW ditanamkan kepada seluruh sahabat beliau dengan melalui beliau. Pengajaran dan pendidikan di masa Rasulullah dilakukan dengan melalui internalisasi nilai-nilai dan ajaran al Qur’an dan al Hadits. Terdapat banyak ayat yang menerangkan betapa pentingnya seorang Muslim mempunyai akhlak yang mulia baik kaitannya  hidup sebagai pribadi, sebagai hamba Allah dan sebagai anggota masyarakat.
Ajaran-ajaran Akhlak inilah yang nantinya menjadi ajaran-ajaran tasawuf yang diamalkan oleh kaum Muslim khususnya kaum sufi.
Dari ayat-ayat al Qur’an itulah Rasulullah  mengajarkan tasawuf kepada ummatnya, sebagai penjelasan ayat-ayat al Qur’an itulah beliau menuntun akhlak sahabatnya baik dengan perkataan, maupun perbuatan beliau.
Penanaman Akhlak pada masa Rasullah meliputi berbagai dimensi kehidupan yang lebih memfokuskan kepada keteguhan dan kesabaran ummat Islam untuk menghadapi Quraishy. Ajaran ini sangat berguna mengingat pada saat itu ummat islam secara keseluruhan mendapatkan tekanan, serangan, penyiksaan yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Berkat tempaan yang dilakukan Rasulullah itulah, ummat islam dapat melewati masa-masa kritis, masa dimana mereka menjadi obyek tekanan dan serangan musuh-musuh Islam.
Keteguhan hati dan kesabaran misalnya ditunjukkan sahabat Bilal yang dengan kondisi yang sangat tertekan dibawah penyiksaan majikannya, Umayyah. Bilal berhasilkan mempertahankan keimanannya, meskipun akhirnya diselamatkan oleh Abu Bakar dengan membeli dan memerdekakannya.                               Pada saat Nabi Muhammad berada di Madinah pembinaan akhlak lebih ditekankan kepada aspek kemasyarakatan. Dalam arti lain, pembinaan akhlak pada masa Nabi di Madinah lebih mengarah kepada kehidupan ummat Islam sebagai bagian dari komunitas Kosmopolit masyarakat di Madinah. Pembinaan masa inimengarah kepada pola interaksi ummat Islam kepada sesama muslim dan kepada kaum non Muslim (Yahudi dan Nashrani).                                                                    Pada masa di Madinah Rasulullah menanamkan sifat dan perilaku yang terpuji di kalangan ummat Islam dalam hubungannya dengan sesama ummat Muslim. Ajaran tasawuf pada masa ini meliputi kasih sayang, saling menghargai dan menghormati, saling membantu dan menolong, menghormati tetangga, berbuat baik kepada orang tua, solidaritas antar kawan dan lain. Ajaran-ajaran inilah yang melahirkan sikap hidup ummat islam yang dilandasi atas cinta kasih sehingga tercipta persaudaraan sesama sesama ummat islam (ukhuwah Islamiyah).                                    
Pada saat itu imigran Rasulullah berhasil mempersatukan antara imigran  muslim (pendatangataumuhajirin) dengan penyambut (penolongatauanshar). Persaudaran itu sedemikian kentalnya, sehingga mereka dapat dipersaudarakan meskipun tidak mempunyai hubungan darah, dan saling mewarisi.[5]
Pada masa sahabat, penanaman, pembinaan dan pengalaman akhlak lebih merupakan kelanjutan dari masa Rasulullah. Para sahabat Rasulullah memberikan penanaman, pembentukan dan pengamalan akhlak dengan materi, metode yang telah diperaktekkan oleh Rasulullah SAW. Abu bakar, misalnya dikenal dengan kearifan dan kepapakannya, Umar ibnu Khattab lebih terkenal ketegasan keadilan dan kesederhanaannya, Ustman ibnu Affan dikenal sebagai sosok dermawan dan sabar, sedangkan Ali ibnu Abi Thalib dikenalsebagai seorang yang tegas, tangkas, mendalam ilmunya.Semua perila-perilaku dan akhlak yang terpuji dari para sahabat adalah merupakan kelanjutan dan upaya mencontoh perilaku dan kepribadian.
Sebagai sebuah gerakan, tasawuf dimulai pada masa tabi’in, yaitu ketika umat islam berada dalam kekhalifahan Bani Umayyah. Ketika ketika itu terdapat seorang tabi’in yang bernama Hasan al Bashri (Wafat 120 H), yang melakukan gerakan asketisme (zuhud), sebagai bentuk protes terhadap kesewenang-wenangan dan kemewahan yang dilakukan oleh Khalifah. Anak Muawiyah, Yazid dikenal sebagai khalifah yang pemabuk dan sewenang-wenang.[6]Melihat kondisi demikan, maka kaum Sufi melancarkan sikap protes dengan memakai kain kasar dan melakukan hidup asketis.
Istilah tasawuf pertama kali diperkenalkan oleh seorang tokoh yang bernama Abu Hisyam, seorang zahid dari Syiriah (Wafat pada tahun 780). Iya mendirikan lembaga kaum Sufi yang dinamakan taqiyah(sejenis pedepokan Sufi).                                                                          
Masa selanjutnya adalah abad pertengahan Islam, ketika tasawuf ditulis oleh para kaum Sufi.Mereka adalah al Ghazali, al Qusyairi, al Kalabadzi. Mereka adalah kaum Sufi yang banyak Menalurkan tulisan-tulisan yang sangat berharga dan memperkaya khazanah pemikiran umat islam. Al Ghazali,misalnya beliau adalah seorang Sufi yang menjalani berbagai konfersi dalam hidupnya.[7]           Pada masa kemunduran Islam, tasawuf dituding oleh berbagai kalangan sebagai biang kerok kemunduran umat Islam, karena dengan ajaran-ajaran yang bersifat asketis dan melarang filsafat telah membuat Islam terbelenggu dala kebekuan dalam berpikir yang mengakibatkan tidak berdayanya ummat Islam dan mengakibatkan kemunduran ummat Islam secara keseluruhan.

C.    Sumber Dan DasarTasawuf
Berbagai pendapat para ahli yang menjelaskan asal muasal kelahiran tasawuf berdasarkan perspektif yang berbeda.Pertama, mereka yang menyatakan bahwa tasawuf dalam Islam berasal dar itradisi berpikir Yunani. PengaruhYunani masuk kedunia tasawuf penerjemahan yang dilakukan oleh tokoh-tokohi ntelektual Muslim. Pada saat itulah terjadi transmisi pemikiranYunani-terutama filsafat kedalam pikiran ummat Islam, termasuk berbagai pemikiran yang juga masuk kedalam alam tasawuf.Mereka yang dipengaruhi oleh pemikiranYunani adalah mereka yang masuk dalam kategori tasawuf falsafi.
Diantar a penerjemah  yang  banyak berperan  adalah Jurgis bin Bakhtis  (George Bahtishuwafat 771 M). Disamping bertugas sebagaitabib Al Mansur, dia melakukan penerjemahan terhadap karya-karya pemikirYunanike dalamBahasa Arab. Disamping itu terdapat penerjemah lainya yaitu Bahtishu (anakGeorge  Bahtishu, Jiberil, Isa bin Taberkhak, Qustha bin Luqa). Demikian juga dikenal seorang penerjemah yang bernama Abu Yahya bin Patric yang menerjemahkan karya Pithagoras  danGaleri dar ibahasaYunanike Bahasa Arab.[8]
                Pendapat lain menyatakan bahwa tasawuf dipengaruhi oleh filsafat emanasi Plotinus yang menyatakan bahwa Allah memancarka nzat menjadialam semesta ini diantaranya adalah roh. Jadi roh berasal dar imanusia dana  kankembali Tuhan sebagai asal muasalnya. Untuk kembali kepada Tuhannya itulah roh harus disucikan,  karena ketika roh kepada alam materi yaitu jasad, maka roh itu menja dikotor .Pembersih roh hanya dapat dilakukan dengan menjauhkan dari kepentiga nmateri.Dengan kata lain harus menjauhkan dan bahkan meninggalkan dunia. Proses inilah yang dinamakan dengan hidupa sketis (zuhud).
Dalamajaranfilsafatemanasidijelaskanbahwaada yang sesungguhnyaadalahTuhan, Sedangkan yang lain adalahtidakada. Prinsipinilah yang melahirkan “nihilisme’ syari’at, yaitusuatukeyakinan yang menerangketiadaansyari’at yang menegaskantidakperlunyaseorang Sufi yang menjalankanajaran-ajaransyari’ah.Inidiajarkanolehtokoh-tokoh Sufi seperti Al Hallaj”.
Unsur lain yamg mempengaruhi ajaran tasawuf adalah unsure Nasranidan Yahudi. Dalam tradisi Nasrani telahdikenal dengan latihan jiwa dan ibadah, yang dipraktekkan oleh para pendeta dan rahib rahib. Pendapat ini diperkuat oleh Goldziher yang menyatakan bahwa sikap fakir dalam tasawuf adalah diperaktekkan oleh kaumNasrani. Mereka para pendeta telah menjalani sikap hidup berkekurangan dan melepaskan dar ikehidupan dunia. Pendapat ini dipertegas ole hpendapat Nicholson yang menyatakanbahwaistilah-istilah tasawuf banyak berasal dar iNasrani.
Dalam hal ini,dia menegaskan bahwa terdapat banyak kemiripan antara unsure Nasrani dengan ajaran ajaran tasawuf, yaitua danya kemiripan antara asketisme dan kontemplasi yang dijalankan oleh para pendeta Nasrani. Banyakkebiasaan-kebiasaan yang dijalankankaum Sufi yang berasal dari pendeta Nasrani, diantaranya adalah kainwol yang dipakai, nazaruntuktidakberbicara, puasa dzikir dan latihan rohani lainnya, semuan nyaitu berasal dari agama Nasrani.
Sikap serbakekurangan juga dipraktekkan oleh Isa bin Maryam yang menjalani kehidupanny adalam keadaan fakir da nmiskin. Kehidupannya diwarnai dengan petualangan, dengan berpindah dar ihutan yang satukelainnya.[9]
            Unsurberikutny yang ditengarai sebagai asal muasal tasawuf adalahunsur Hindu Budha. Salah satu ajaran tasawuf adalah konsepal fana’danal Baqa’ yang dicetuskan Abu Yazid al Busstani. Dalamkonsepfana’ dikenal dengan upaya manusi aatau kaum Sufi untuk melenyapkan sifat-sifatburuk, melenyapkan sifat-sifat kemanusiaan dinganti dengansifat-sifat ketuhanan. Konsep ini juga dikenal dalam agama Budha dengan konsep Nir wana mengajar kan ummatnya untuk meninggalkan kenikmatan duniawinya menuju kepada Allah.
Ajaran ajaran tentang Nirwana adalah identik dengan istilah dalamtasawufal Baqa’ yang dipraktekkan oleh kaum Sufi. Dalam kasuslain, kaum Sufi menggunakan alathitung yang dalam tradisi Islam dikenal dengan sebutan tasbih. Ceritat entang seorang Sufi yang bernama Ibrahim bin A’dham adalah mirip dengancerita sang Budha, seoranganak raja yang melepaskan kemewahannya dan kesenang senangan dengan mengembara dan menghilangkan kesenangan dengan segala atributnya.[10]
Unsur Persia jugadisebut sebut mempengaruhi ajaran tasawuf.Terdapat kesamaan ajaran zuhud yang di temukan dalam agama orang-orang perisa yaitu agama manu dan Masdaq, antara lain adalah al Hakikat al Muhammadiyah dan paham Hormus (Tuhan Kebaikan Dalam agama Zarat hustra). Demikian juga terdapat tokoh-tokoh tasawuf dari Persia, yaitu Abu Yazid al Bistami yang telah menerima dari gurunya Abu Ali dari Sind.[11]
Dengan demikian, terdapat beragam pendapat daripara ahli berkaitan dengan asal usul tasawuf. Para ulama dan tokoh Islam menolak bahw atasawuf itu berasal dari luar Islam. Diantara tokoh yang menolak anggapan yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari luar Islam adalah Abdul Halim Mahmood, yang menyatakan bahwa sesungguh nyaajaran-ajaran tasawuf itu berasal dan digali dari ajaran al-Qur’an dan al-Hadits. Terdapat banyak ayat al-Qur’an dan Hadits yang menerang kan berbagai perilaku sufistik yang dalil yang di jadikan dasar dalam ajaran-ajaran tasawuf. Keberagaman doktrin dan amalan kaum Sufi ditengarai terjadi ketika Islam menyebar wilayah wilayah non Arab, yang pada saat itulah kebudayaan dan peradaban lokalmempengaruhi corak dan ajaran tasawuf sebagaimana yang dijelaskan diatas.
Terdapatbanyakayat al-Qur’an danHadits yang menerangkanajaran-ajarantasawuf yang kesemuanyaitumenandakanbahwatasawufbenar-benarberasaldari Islam.Diantaranyaayat-ayatituadalah:
1.    Ajaranbahwa Allah ituMahaDekatdalam al-Qur’an surat al Baqarahayat 186:

وَاِذَسَاَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيْبٌ ۖ أُخِيْبُ دَعْوَةَاٌلدَّاعِ إِذَادَعَا نِ ۖ  فَلْيَسْتَجِيْبُوْالِى وَلْيُؤْ مِنُوْابِى لَعَلَّهُمْ يِرْشُدًوْنِ {186}
“ Jikahamba-hamabakubertnyapadamutentangdiriku, makaAkudekat, Akumengabulkanseruan orang yang memanggiljikamemanggilAku.”
2.    Ajaranbahwakitatidakbolehtertipuolehkehidupandunidankitahidupdalamzuhud, yaitupada al-Qur’an suratFathirayat 5:   
وَاِذَسَاَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيْبٌ ۖ أُخِيْبُ دَعْوَةَاٌلدَّاعِ إِذَادَعَا نِ ۖ  فَلْيَسْتَجِيْبُوْالِى وَلْيُؤْ مِنُوْابِى لَعَلَّهُمْ يِرْشُدًوْنِ {186}
“ Haimanusia, sesungguhnyajanji Allah itubenar, makasekali-kali janganlahkehidupanduniamemperdayakanmudansekali-kali syetanmemperdayakanmu.”
3.    Ajarantentangkeharusanbertaubat, dalam al-Qur’an surat al Tahrimayat 8:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُم ْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“ Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlahkepada Allah dengan tobat yang sebenarnya, mudah mudahan tuhanmu akan menghapuskankesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu kedalam surgaNya yang mengalir dibawah nyasungai”.








BAB 111
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Akhlak sebagai bagian ajaran Rasulullah SAW ditanamkan kepada seluruh sahabat beliau dengan melalui beliau. Pengajaran dan pendidikan di masa Rasulullah dilakukan dengan melalui internalisasi nilai-nilai dan ajaran al Qur’an dan al Hadits. Terdapat banyak ayat yang menerangkan betapa pentingnya seorang Muslim mempunyai akhlak yang mulia baik kaitaannya  hidup sebagai pribadi, sebagai hamba Allah dan sebagai anggota masyarakat.
B.    Kritik Dan Saran
Demikianlah makalah sejarah muncul dan berkembang nyatasawuf yang kami susun.Kami menyadari masih terdpat banyak kesalahanmakalah yang kami susun.Olehkarenaitu, kami mengharapkan kritikdan saran yang konstruktif demi terciptanya kesempurnaan makalah ini.Semog amakalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun penyusun.





[2] Al Qur’an, 18: 28
[3]Muhammad Ghaib, At Tasawuf al Maqarin, (Makatabah al Nahdlah,Mesir,tt),26-27
3Avdullah Ahmad, Diktat Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf, (Fakultas syari’ah IAIN Sunan Gunung Djati: serang,1998}, 56
[4]Abdul Halim Mahmud, Hal ihwalTasawuf, ter. Abu BakarBasyameleh, (tp: Dar al-ihya’, tt), 209
5Ahmad, Diktat, 96-98.

[5]Nurchlish Masjid, Pintu-PintuMenujuTuhan, Cet. 1 (Jakarta: Paradigma, 194), 238.
[6]HarunNasution, FalsafahdanMistisismedalam Islam, (Jakarta: BulanBintang 1993,) 64.
[7]Iaadalahtokoh Sufi yang mempunyainamaLengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazalilahipadatahun 1059 M, di GhazalehsuatutempatdekatTus di khurasan. Iapernahbelajarpada Imam al-Juwaini, seorang imam Besar di Madrasah di Naisubur.
[8]MM. Syarif, History Of Muslim Philoshopy, Vol.111, (Wisbaden: Otto Harraspswiz, 1963),44-46
[9]AbudinNata, AkhlakTasawuf, (Jakarta: RadjaGrafindo, 2003), 187.
[10]A. NasirBudiman, TassawwufMenguakCintaIlahi”, (Jakarta: RadjaGrafindo, 1993), 16.
[11]Reynold A. Nicholson, The Misticm of Islam, ter. A. NashirBudian, “ TasawufMenguakCintaIlahi, (Jakarta: Raja Grafindo, 1993), 16

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TASAWUF FALSAFI : KONSEP DAN TOKOHNYA

TASAWWUF IRFANI KONSEP DAN TOKOHNYA

TASAWUF DI INDONESIA DAN TOKOHNYA MAKALAH